Marathon 28 – Arya

The Super3 VIP HOUSE!?!?? WOW WOW, ๐Ÿ˜ฎ๐Ÿ˜ฎ๐Ÿ‡ฒ๐Ÿ‡จ๐Ÿ‡ฒ๐Ÿ‡จ

Pada Suatu Hari,,,,, Ada Fox Punya Bertriliun Duit Yaitu………………….,.,………………. 27 Triliun!! ๐Ÿค‘๐Ÿค‘๐Ÿค‘๐Ÿค‘๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡ Banyak Kan…… Ngga Kaya Panda Panda Duitnya Pas Mau Beli Rumah Baru Duitnya 17 Triliun. Dan Juga Dia Bilang Begini Si Fox “Hmm… Sepertinya Aku Pengen Beli Super3 VIP. Tapi Cukup Ngga Ya..?? Oiya Baru Inget Kalo Itu Free. Jadi Langsung Aja Ambil. Aja Deh.” Kata Ibu Foxnya Dan Anaknya Terkejut “Wah Gedenya!! Aku Pengen Lihat Dalemnya Ah!” Kata Anaknya Dan Setelah Dia Lihat. “Woah Sepertinya Seru Ajakin Temen2 Aku Boleh Kan Ibu??” “Iya Boleh Kok!”Kata Ibunya Dan Dia Setelah Ngasih Tau Temenya Katanya Begini, “Woah Kita Bisa Main Sepuasnya Di Sini Iya Kan???” Kata Temennya “Iya!! Dan Aku Ambil Mainnan Ku Dulu Tunggu Ya!” “Ya! Cepat Ya!! Soalnya Keburu Asar, Jadi Cepat Ya!!”Kata Temannya, “Ya!”Kata Anaknya Dan Setelah Dia Ambil Mainnannya Itu Dia Ambil Banyak Dan Dia Bermain Bersama2 Dan Dia Setelah Main Itu Dia Ambil Buku Buat Belajar, Dan Dia Gembira Di Rumah VIP House Itu, Dan Setelah Dia Makan Bersama2 Di Rumah VIP House Itu, Dan Dia Juga Pengen Minum Dulu Setelah Dia Minum + Makan.. Itu Temennya Baru Keluar Dan Dia Bilang.. “Besok Kita Main Lagi Ya! Seru Sekali Loh! “Ya Sampai Jumpa! Dan Dia Juga Gembira, Dan Dia Malem Dia Makan, Baru Tidur, Hari Selanjutnya Dia Baru Mau Main Di Rumah Temennya, Baru Dia Juga Bilang Ke Ibu Dia Dulu Setelah Dia Bilang Ibu … “Iya Boleh Kok! Tapi Jangan Lama2 Amat Ya!” Kata Ibunya “Iya Bu!” Dan Setelah Dia Bermain Sama2 (Dan Dia Berulang2 Kali Main Di Rumah Temennya, Di Rumah VIP House Punya Fox Itu Dia Berulang2 Kali, Dan Dia Ahirnya Pas Sudah 1 Tahun … Dia Baru Udahan Main Di … Rumah Temen Dan Rumah Fox, Dan Dia Juga Ahirnya Main Di Rumah Masing2) Dan Dia Juga Punya Mainnan Bagus Dan Keren, Dia Pun Juga Senang Bersama VIP House Ini, Dia Pun Sampai Ngomong Lagi, “Ibu…. Boleh Ngga 2025 Baru Ajakin Temen Aku Ke Sini Lagi??? ๐Ÿ˜‹๐Ÿ˜‹ Ya????” Kata Anaknya “Iya Boleh Kok!” Kata Ibunya, Dan Ahirnya Dia Pun Senanggggg Sekali, Soalnya Di Bolehin Ajakin Lagi, Dia Juga Nanti Ajakin Ke Taman Bermain, Dia Juga Senang Sekali Si Panda, Itu Temennya, Dan Dia Juga Lanjutannya Setelah Bab 2 Baru Bab 3 … And You Sure Want To English?? If You Want Its Ok, And … … … Done! Now I Can Speak English, But If You Dont Want Its Ok Too, Byeeeee! See You Next Chapter! ๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰ In Chapter 3 I Will Speak English! Byeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!!!!!!!

(Bab 2) VIP House Super !!!

The VIP House Longggggggg Time,

Pada Suatu Hari….. Ada VIP House Yang Lama, Yaitu Lantainya 100 Kalo Yang Super3 VIP Itu Ngga Abis2 Lantainya, Dan Juga Ceritanya Ngga Bakal Panjang Kok! Berapa Menit Atau Berapa Detik Langsung Selesai, Dan Juga Ada Panda Mau Nanya Sama Fox Dan Panda Bertanya. “Hmmmm Kenapa Sih Ada VIP House Yang Lama?????” Kata Panda, Dan Juga Si Fox Bertanya Ke Panda, “Ya….. Kalo Diomongin Sih Cuman Gara2 Ibu Aku Beli VIP House Mulu Bukan Masalah Aku Suka Bukan. Tapi Cuman Gara2 Gitu Doang Sih….. Ngga Ada Lagi Yang Ibu Sukai Cuman VIP House Doang………… Gitu Ceritanya, Tapi Ada Satu Hal Yang Belumku Tanya Ibuku Yang Di Sukai Adalah……………….. Sesuatu…” Kata Foxnya, “Sesuatu?? Apa Itu??????? Aku Keluar Dulu Untuk Panggil Temen Aku, Aku Bukan Mau Kasih Tau Kok! Bentar Ya Tunggu Dulu Di Situ, Ok?” Kata Panda “Iya… Deh!” Kata Fox, Dan Setelah Itu Juga Dia Main Sesuatu Dulu, Dan Setelah Mereka Main Bersama2 Dia Baru Pulang, Dan Dia Juga Suka Main Bola, Yaitu Terutama Mimi Baru Si Nini Juga Ikut Soalnya Dia Suka Juga, Dan … Dia Pun Gembira … Dan Bye2! ๐Ÿ˜ƒ

(Bab 3) Super4 VIP House

Once Upon a Time … There Was Fox, There Was VIP House, And There Was Also Friend He Wanted To Play At His House, Because He Toys Its Really Good, Because He Wanted Play With Her, And Then His Play With Him, And … … … He Wanted To Play With Her Friend, And Then…. Pandas He Know Where Is The House… And He Want To Play, But He Moved The House, And He Talk To Him, “Hmmm… Are You Sure?? This Right?” Friend Talk, … … … And He Play With Him Because The House Is Super4 VIP Home, And In Chapter 4 I Want Speak To Indonesian, Again. And … Your Will Waiting In Indonesia. For One Day In 31 December… – 1 January, And You Will Waiting In One Days. You Want To See Me Right??? Or No? Its Ok If You No. ๐Ÿ˜ญ But Its Ok…. And Your Waiting For My Cover Right??????? Or No? Byeeee See You Next Day! And If You Comments Talk To Me Bye!!!!!!๐Ÿ˜‰๐Ÿ˜‰ (^^)(^^) โšกโšกโšกโšก Byee!!!!!!!! Lol This Is Over Bye!!! ๐Ÿ˜‰โœ” And The Cover Now Is Done! Bye2! See You Next Time!!

Marathon 28 – Syamsiah

CATATAN DARI MAMMY (Bagian 1)

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu alaikum anak-anaknya Mammy…

Semoga saat membaca ini kalian sehat walafiat, dan dalam keadaan yang bahagia seperti Mammy saat ini, bahagia bisa menuliskan ini untuk kalian.

Halo … Kakak Fatih

Halo… Adik Faiqah

Bagaimana dengan bukunya? Bagaimana ceritanya?  Semoga kalian masih ingat cerita-cerita  dan pengalaman kalian yang mammy tuliskan dalam buku ini.  Wah… Mammy senang sekali  bisa menyelesaikan proyek ini untuk kalian. Tentu saja kalian sangat membantu mammy dalam menuliskan tulisan Halo Aku Fatih dan Halo Aku Faiqah. Ketika Mammy bertanya kepada kalian bagaimana jika kalian ingin memperkenalkan diri, apa yang akan kalian ceritakan?.

Anak-anakku, kalian adalah anugrah luar biasa yang diberikan Allh untuk Mammy dan tettah. Namun kami juga diberi tanggung jawab untuk mendidik kalian agar kalian menjadi anak-anak yang berakhlak mulia, menjadi anak-anak soleh dan sholehah. Semoga Mammy dan Tettah diberikan kekuatan untuk membimbing kalian dengan baik.

***

                Dalam keseharian kita, mammy selalu berusaha menciptakan hari yang menyenangkan untuk kalian, membiarkan kalian mengalami sebuah peristiwa-peristiwa yang nantinya akan menjadi pembelajaran, pengalaman yang indah untuk kalian kenang.

                Bermain, belajar, menggambar, menangis, tertawa, bergembira, jalan-jalan, cemberut, marah, berenang, berendam, memasak, bersepeda, bermain bola, berkejaran, melompat, berlari, terjatuh, kaget, senang, berakting, mengaji, sholat, mandi, dan apapun kegiatan kalian ingin Mammy tuliskan semua untuk kalian.

                Sungguh Mammy dan Tettah ingin menunjukkan banyakkebaikan, banyak keindahan, banyak berbagi dan juga banyak bersyukur.

***

                Setiap hari yang kita lalui semua indah. Meskipun ada hari-hai dimana Adik Faiqah menangis sepanjang hari, ada Kakak Fatih yang selalu marah tanpa sebab. Selalu ada Mammy yang berteriak menyuruh ini itu, Juga Tettah yang tiba-tiba marah ketika kalian membuat kesalahan.

Percayalah Anak-anakku…

                Mammy mencintai kalian, Mammy menyayangi kalian. Mammy tidak bisa mengingat semua hari bersama kalian. Tapi disini, Mammy ingin menuliskan apa yang masih Mammy ingat.

***

                Ketika Kakak Fatih lahir ke dunia, ada kekhawatiran Tettah, Abbah, Ummi dan Mama Ijah serta semua anggota keluarga berdoa untuk kesalamatan Mammy dan kakak Fatih. Alhamdulillah semuanya llancar, kakak Fatih lahir dengan selamat semua orang berbahagia. Terutama Mammy yang tiba-tiba merasa menjadi perempuan paling istimewa melahirkan malaikat kecil yang tampan.

Tidak terasa Anakku…

Enam tahun berlalu begitu cepat, kamu yang dulunya masih bayi merah, hanya bisa menangis ketika lapar, kini kamu tumbuh menjadi anak Kallolona Mammy dan Tettah yang mulai mandiri sejak berusia empat tahun. Apakah Kakak Fatih ingat? Kakak Fatih sudah bisa membuat susu sendiri, memasukkan susu bubuk ke dalam botol dot, menambahkan air hangat, mengocok susu sendiri lalu menambahkan air dingin kemudian meminumnya.

                Kamu luar biasa anakku… Tetapi Tettah tidak membiiarkanmu melakukan itu lagi, dia selalu merasakan kekhawatiran yang berlebihan akan keselamatanmu. Tettah tidak akan membiarkanmu memanjat kursi, masuk di WC sendirian, Tettah juga tidak akan membiarkanmu mandi sendiri. Adahal kamu sebenarnya sudah mampu Nak… bahkan cebok sendiri pun kamu sebenarnya bisa sejak berusia empat tahun. Tapi begitulah Tettah tidak akan membiarkanmu melakukannya sendirian, dia akan dengan  senang hati memanndikanmu setiap pagi, sewaktu kamu masih bayi tettah juga sering memandikanmu. Begitulah dia menunjukkan cintanya padamu Anakku.

***

ย ย ย ย ย ย ย ย ย ย ย ย ย ย ย  Kakak Fatih masih ingatkah kamu pertama kali di hadiahi sepeda oleh Abbah? Saat itu usiamu baru tujuh bulan, berjalan saja kamu belum bisa Nak,ย  tetapi Abbah sudah memberimu sepeda roda tiga. Tettah juga sering mengajakmu latihan berjalan, menyemangatimu ketika kamu mulai belajar mengangkat kaki satu langkah demi satu langkah hingga kamu bisa berlari dan bermain bola.

Lalu kapan kamu bisa bersepeda tanpa roda bantu Anakku…?

Tepatnya tanggal 7 Juli 2018 Nak, Mammy mengunggahnya di akun Facebook Mammy. Mammy masih mengingat jelas bagaimana kamu mencoba mengayuh sepeda roda dua. Tahukah kamu, hari itu Mammy bersorak kegirangan, memberimu arahan, memintamu menenangkan diri, bahwa kamu hanya perlu terus mengayuh sepedamu lurus kedepan. Jangan takut jatuh karna ada Mammy yang siap menahanmu jika kamu terjatuh. Mammy tidak akan membiarkanmu jatuh.

Lalu kamu mulai mengayuh sepedamu, sementara mammy berlari dibelakangmu sambil tetap memegang sadel sepedamu agar kau tetap bisa mengayuh sepedamu dengan tenang. Awalnya setir sepedamu masih goyang kekiri dan kekanan. โ€œTerus nak…terus-terus kayuh terusโ€ begitu yang mammy katakan padamu.

Perlaham mammy melepaskan pegangan dari sadel sepedamu namun Mammy masih terus berlari mengejarmu dibelakang โ€œkayuh terus anak..โ€. Kamu terus melaju bersama sepedamu tanpa kamu sadari bahwa Mammy sudah melepaskanmu sejak tadi. โ€œYeeeayyyy… Kakak Fatih berhasilโ€ Mammy bersorak dan terus berlari berusaha mensejajarimu, kamu tampak kaget Anakku seakan tidak percaya bahwa kamu berhasil melakukkannya.

***

Beberapa kali mammy sempat menangis, saat usiamu baru hitungan bulan, Mammy harus meninggalkanmu karna harus mengikuti prajabatan di kota kendari, rencana untuk membawamu ikut serta akhirnya gagal. Dengan banyak pertimbangan Mammy dan Tettah memutuskan untukmenitipkanmu pada Ummi dan Abbah di Kabaena. Untungnya ada tante Ani dan tante Ulfa yang membantu menjagamu. Juga saat harus memaksamu berhenti minum ASI sebelum waktunya. Tujuh bulan usiamu Nak, Mammy mencoba berbagai macam cara agar kamu bisa minum susu dari botol dot. Tapi tangisanmu menyayat hati Mammy Nak… kamu sudah sangat kehausan tapi Mammy bertahan untuk tidak memberimu ASI, Tettah sudah membantu dengan menggendongmu, mencari pipet, mencari segala jenis karet dot agar kamu bisa minum susu. Tapi kamu menolak Nak, kamu terus saja menangis hingga tertidur. Lama kemudian akhirnya kamu mau juga minum susu. Maafkan Mammy yah Nak.

***

Bersambung……..

Marathon 28 – Tiara

Chapter 37: The Storage Unit

Cycil

                โ€œIโ€™m getting tired of the Old Manโ€ I tell Arthur as he starts driving away from the airport. I can hear Francis cackles behind me on the couch as I decline another call from the Old Man.

โ€œJust answer thenโ€ Francis says as he walks to the front, sitting in the middle and resting his head on my seat.

โ€œAnd lose to the Old Man? Noโ€ I tell him declining the Old Manโ€™s call again. Arthur snorts and turn a corner.

โ€œSo youโ€™re gonna ghost him for the next six days? Cruelโ€ Arthur says as he glances at me, smirking.

โ€œItโ€™s not cruel, I just feel like he shouldnโ€™t worry about us. I mean weโ€™re not really under his careโ€ฆ legally so he doesnโ€™t have to do itโ€ I tell them. Francis and Arthur looks at each other, giving a knowing look.

โ€œWhatโ€ฆ?โ€ I ask them warily, unsettled by the look. Theyโ€™ve never gotten along before and now suddenly their buddy buddy?

โ€œJust tell us you donโ€™t like getting money from someone. I mean getting money from your dad because he wants to is one thing, getting money from the Old Man because of worry is another, right?โ€ Francis asks. I look away from him and out the window. I can hear him yell out and fall back, Arthur punched him, I can just tell.

โ€œHey come on Cy, which way should I go?โ€ Arthur says, trying to change the subject. I look down at my phone before replying.

โ€œJust go straight ahead for a few minutes, youโ€™ll see itโ€ I tell him not looking away from the window. I can hear Arthur chuckles awkwardly and him hitting Francis again.

โ€œWhere are we goingโ€ฆ?โ€ I twist around in my chair when I hear Peterโ€™s voice, he looks at us bleary eyed. He yawns before burying his face into the bed again, I roll my eyes.

โ€œTo a storage unit weโ€™ll be checking out, itโ€™s the Old Manโ€™s, he said we should put the van inside before we head back. I just want to check it out first, make sure there are enough space for the vanโ€ I tell him, not looking at Francis.

Peter hums and fall silent again, asleep probably.

โ€˜These kid would sleep for the rest of their lives if no one wakes them upโ€™ I thought as I twist back into a comfortable sitting position.

โ€œAnywayโ€ฆ weโ€™ll be putting the van into the storage unit soโ€ฆ where will we sleep?โ€ Arthur asks awkwardly, hoping to get a conversation going.

โ€œWeโ€™ll still be sleeping in the van somewhere, itโ€™s just that I want to clean up the storage unit, even if thereโ€™s enough room for the van. Just a small thank you for helping outโ€ I tell him, Arthur hums and the ride continues in silence.

Francis starts to tap the ground, he taps my seat, the counters and shelves. He is bored. I sigh and turn on the radio.

Nothing happens, no noise comes out, not even static.

โ€œYeahโ€ฆ we couldnโ€™t fix that. Though I bet if I haveโ€ฆ about a month I can fix itโ€ Arthur says thinking a little. I hum as I turn it off again.

โ€œIโ€™m boredโ€ Francis says, tapping the metal bed frame.

โ€œWe knowโ€ Me and Arthur tells him. Francis huffs.

โ€œHey did the Old Man stop calling you?โ€ Francis asks. I look down and realise that he did. I frown, that was too quick, the Old Man is planning something.

I look through my massages to see if the Old Man had transferred something, but it come up zero, no text and no notification.

โ€œNow I think the Old Man is planning somethingโ€ I tell them. Arthur shrug before he slows to a stop. I look out, to a building with a big sign saying self storage.

โ€œAnd weโ€™re hereโ€ I tell them. Arthur shrugs and parks at the side of the road, I wait before exiting.

โ€œWhere is he going?โ€ I open the door wider and look back to see Marjorie sitting up.

โ€œIโ€™m going out to see the storage unit Mar. You wanna come with?โ€ I ask her. She nods before standing up and crawling over to the passenger seat. I help her as she slowly  

โ€œDonโ€™t make a mess and donโ€™t you even dare leave me hereโ€ I tell him seriously. Arthur chuckles nervously before he gives me a thumbs up.

I roll my eyes as Marjorie jumps off the van. She fell asleep wearing the clothes she wore yesterday, skirt covered in dirt and barrette a bit dirty. I chuckle at her appearance.

โ€œOkay Mar letโ€™s goโ€ I tell her I stop laughing, taking her hand as we cross the road. She yawns, leaning against me heavily. I roll my eyes as we enter the front office. I smile as I approach the man tending the front office.

โ€œHai. I was wondering if thereโ€™s a storage unit in the name of Rogers?โ€ I ask him. The man looks at me smiling before he types on his computer. Marjorie leans on me, hugging me tightly before dozing off.

โ€œCan you be more specific? There are 5 Rogers in the listโ€ he tells me. I nod and starts thinking. I donโ€™t know the Old Manโ€™s full name. I remember he told me when I was younger but I completely forgot.

โ€œMar whatโ€™s the Old Manโ€™s full name again?โ€ I ask her. Marjorie hums sleepily before she starts thinking.

โ€œRoger Williamsโ€ฆ I thinkโ€ she tells me. The man nods before he types the name down.

โ€œThere it is. Number 17, you have the key right?โ€ the mas asks warily, to be honest I would too if I was in his situation.

โ€œYeah I doโ€ I tell him, pulling out an old key from my pocket. He nods, relaxing a bit.

โ€œDo you want me to show you where the unit is?โ€ he asks again, ready to stand up. I shake my head and raise my hand.

โ€œNah Iโ€™ll find it on my own. Thanks by the wayโ€ I tell him as I start to leave. The man nods as he watches us leave.

โ€œJust doing my jobโ€ he tells me. I nod before leaving the office, I walk to the side of the building and starts too search for the storage unit.

There are numbers in each one. I walk to the end and search for number 17. Once I found it I quickly open the metal sliding garage door and look inside.

โ€œWell this wonโ€™t do at allโ€ I tell myself as I look around the dusty unit. There are boxes and shelfs scattered everywhere, fishing poles and trophies along with a couch.

โ€œWhy did the Old Man need all this?โ€ I thought out loud as I walk in and try to move a few things. I cough and wheeze as dust fly everywhere. Marjorie sneezes from outside, shocking her awake.

โ€œMar can you get the others? Weโ€™ll need to make space before we can get the van inโ€ I tell her. She nods, sneezing again. I laugh as she runs off, sneezing uncontrollably.

โ€˜We would need masks for thisโ€™ I thought as I kick a box. I cough and choke at the dust, covering my mouth with my hand.

โ€œOh Iโ€™m gonna dieโ€ I tell myself as I walk outside. I cough and wheeze, spitting a few times. I hear a laugh beside me, I glance to see the man from the front desk.

โ€œI think you would need thisโ€ he tells me as he gives me a disposable breathing mask. I smile nodding, taking the mask gratefully. I put it on and starts to look inside.

โ€œIโ€™m Terrance by the way. Need some help?โ€ he asks me. I shake my head at him.

โ€œI donโ€™t want to bother you. Beside my friends will be helping me move a few things around. We just want to place our van in here if we canโ€ I tell him. Terrance nods as he looks at the storage unit.

โ€œA van can fit, but youโ€™ll a lot of help in clearing the unit. Let me help you, itโ€™ll be quick and simple. Besides the more the merrierโ€ he tells me as he starts to tie his curly hair into a pony tail.

โ€œOh but you really donโ€™t need toโ€ I tell him. Terrance brush me off as he wears his own mask and starts to walk in.

โ€œCycil!!โ€ A voice screams. I stumble back as Peter crashes onto me. Terrance look back, looking at Peter and me. I smile at him before realising he canโ€™t see it through the mask.

โ€œTerrance this is Peter, Peter this is Terrance, he is gonna help clean the unitโ€ I tell him. Peter nods looking at Terrance.

โ€œOkay. Do I get a mask?โ€ Peter asks. Terrance laughs before he pulls out a packet of disposable breathing masks from his pockets.

โ€œHere you go lilโ€™ dude. Be sure to put it on tightโ€ Terrance tells Peter, giving him the pack and turning to me. I nod gratefully before looking out to see if the others are here.

โ€œOh there they areโ€ I say as I watch Arthur and Francis walk over, Arthur limping a little. I wave at them as the near, along with Marjorie at the back.

โ€œLooks like weโ€™ll get this done by the afternoon now that the whole gang is hereโ€ Terrance comments as he nods.

โ€œYeah, you sure you want to help? I mean we can manage by ourselves and allโ€ I tell him.

โ€œNah. Donโ€™t worry about it, my shifts about to end and I had my friend cover for me. Letโ€™s start cleaningโ€ he tells me. Arthur walks closer and introduce himself, along with Francis and Marjorie.

The six of us worked together through the day. Moving things away and dusting the unit from top to bottom.

Francis and Peter cringes when we discover a nest of spider, they scramble back when a big one run across the unit. Terrance quickly took it out and places it outside. I laugh along with Marjorie and Arthur.

โ€œHey Cycil can you help me?โ€ Terrance asks from where he is standing over the couch, I nod and walk over. Together we lift the couch up and place it outside.

Francis calls Terrance, leaving me alone. I look around the storage unit, freezing when I see someone recording us.

โ€˜Donโ€™t jump to conclusions Cycil, they might not be recording and just have the lights of their phone on, or not spying at you at all and is just taking a recordingโ€™ I tell myself, trying to calm down.

I wait for a few minutes, looking at the figure from the corner of my eyes. I scan them quickly.

A chubby built, short, white hair, long white beard, chocolate skin. I watch as he stands at the corner with his phone directing at us with the light on.

Arthur walks over coughing. I look at him, with a mix of both panic and seriousness, Arthur looks at me surprise before casually standing beside me.

โ€œWhatโ€™s up?โ€ he asks as he points into the unit, not really pointing to anything.

โ€œThereโ€™s a man that I think is recording us. Either way he looks like troubleโ€ I tell him. Arthur glances at the man, scanning the man up and down.

โ€œAgreedโ€ he tells me. He stops and throws an arm around my shoulder, pulling me closer before whispering. โ€œWhat should we do?โ€

I smile happily at him, faking the expression easily.

โ€œWeโ€™re not in Waterloo, if we confront him we donโ€™t have anyone to call to for help. I say once we finish weโ€™ll drive away and not come back until tomorrowโ€ I tell him. Arthur nods, still paying close attention to the man.

โ€œGood planโ€ he tells me. I nod.

โ€œI saw a bat inside; weโ€™ll take it with us to the vanโ€ Arthur changes the subject. I laugh at him before pointing to a corner.

โ€œYou donโ€™t know what that is? Thatโ€™s a case for a shotgun, one usually use for huntingโ€ I tell him, pointing to a black case at the corner.

โ€œWhat the hell? Why does the Old Man have a shotgun?โ€ Arthur asks surprise and suspicious.

โ€œHunting. Either way itโ€™ll be useful if we need to kill someone.โ€

โ€œYou scare me sometime you know, acting like a crazy person.โ€

โ€œAll the best people are crazy my dear Arthur.โ€

marathon-28 Aqil

Di Keraton ,Yogyakarta

Sesampainya dibangunan Kesultanan Keraton Yogyakarta, aku memandang ke belakang dan mengingat setengah jam lalu masih bersiap siap akan  berangkat menuju kesini dengan sepeda bersama ayah, dengan sepeda karena hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai kesini dan ini juga di dalam Yogyakarta dan juga di dekat rumahku. Kulihat ayah datang dengan sepeda tingginya menyusulku yang sudah di depan parkiran  sepeda.โ€ Ayo kita masuk! .โ€kata ayah sambil membenarkan standar sepedanya.

Aku dan ayah melihat table tempat membayar untuk masuk Keraton. Aku dan ayah membayar disana. Ternyata tidak banyak uang yang harus kita keluarkan untuk membayar masuk. Hanya 10.000. saja untuk membayarnya. Akhirnya kami masuk dan melihat lihat isinya ,tapi kami tidak diperbolehkan menyentuh benda-benda koleksi agar barang-barang yang dijaga tidak rusak. Aku dan ayah mengambil beberapa foto didekat koleksi di Keraton. Ayah juga mengirimkan foto-foto di Handephonenya ke HP ibu. Aku sudah tahu dari bukuku kalau raja raja Keraton adalah Hamengku Buwono I sampai raja saat ini. Kenapa ada banyak rajanya? Karena raja itu pasti keturunan dan penerusnya pasti banyak.

Hanin dan Hania bersama bersama teman-teman tiba di perkampungan Sasirangan. Sebuah perkampungan pusat pembuatan kain batik khas Kalimantan dan juga pusat pemberlanjaan baju yang terletak di jalan seberang masjid, gang Penghulu, Rt 04, kelurahan Kampung Melayu, Banjarmasin.

Kampung Sasirangan ini dijadikan salah satu obyek wisata souvenir kerajinan kain dan busana sasirangan di Banjarmasin sejak tahun 2010. Pembentukan Kampung sasirangan oleh Dinas Pariwisata Pemkot Banjarmasin ini bertujuan memudahkan pembeli sekaligus sarana pembinaan kepada usaha mikro kecil dan menengah.

Sejarah kain sasirangan ini asal mulanya digunakan atau dipercaya untuk kesembuhan bagi orang yang tertimpa suatu penyakit. Dulu kain sasirangan digunakan untuk upacara adat suku daerah Banjar. Kain sasirangan ini berbentuk laung (ikat kepala), kekamban (kerudung) dan tapih bumin (kain sarung). Sebagai bahan pewarna diambil dari bahan bahan pewarna alam seperti jahe, air pohon pisang, daun pandan dll.

Seiiring dengan perkembangan zaman, kain sasirangan kini tidak hanya menjadi pakaian adat tapi juga menjadi sandang khas Kalimantan Selatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kain sasirangan kerap dijadikan bahan bagi busana pria maupun wanita yang dipakai sehari-hari, juga untuk seragam sekolah, seragam kantor-kantor pemerintahan dan swasta dan di pakai untuk menghadiri acara baik resmi atau non resmi. Selain itu, sasirangan juga tampak pada produk lain, yaitu kebaya, selendang, gorden, taplak meja, sapu tangan, sprei, dan lainnya.


Hania : “Wah…kainnya bagus-bagus!”

Aisyah : ” Pengen borong az.”

Hanin: “Ingat teman-teman kebutuhan kita, kita cuma perlu 1 buat misi kita!”

Hania:” Tapi ini lucu-lucu kak”

Hanin: ” Kalau kamu mau beli pakai uang sendiri ya.”

Hania: ” Ya Kak Hanin, masa begitu.”

Aisyah: ” Ga apa-apa Hania, kita pilih-pilih yuk!”

Hania:”Hayukkk.”

Marathon 07-Khalisa

Puisi terakhir gaes. Capek kunyalin puisi dari Buku Khusus Puisi

Yg ini judulnya kesetiaan. Inspirasinya adalah, pasutri. Suaminya selingkuh, tapi istrinya masih setia sama dia. Aku gedeg liat orang-orang, ataupun cerita cinta di sekelilingku ceritanya selingkuh… melulu!

Udh gedeg!

Kesetiaan

Aku di sini, aku merasa kesepian

Aku di sana, aku sendirian

Aku di sini, di tengah hamparan krisan

Kubiarkan waktu mengalir dan berjalan

Kugenggam erat dandelion pemberianmu

Satu alasan membuatku bertahan

Kesetiaan

Kesetiaan, karena kesetiaanlah aku bertahan

Marathon-o6 Khalisa

Puisi lagi. Yg ini buatan aku

Oh ya, waktu nulis kata “Puisi lagi”, aku malah teringat saat mendengarkan radio, penyiar FM nya bilang “Tracks lagi. Lagu lagi. Sebelas lagu nggak pake iklan”. Ada yang tau ini radio FM berapa?

Judul puisi, Angin Malam

Aku menatap sekitar

Sepi, tidak ada seorang pun di sini

Aku menghela napas

Tiap helaan napasku

Mengandung kegetiran

Sekaligus kerinduan pada dirimu (Eaaa…)

Aku kembali berjalan

Tiap langkahku ini

Membawaku pada keraguan

Biarkan matahari kembali ke peraduan

Biarkan angin malam membelai diriku

Dan memeluk kenangan di Kota Tua

Eaaa…

Puisi cinta untuk siapa ini???

Yang jelas, waktu buat puisi ini, aku lagi nggak fall in love kok

Bye~

Sekian dari Angel Trumpet

Marathon 05-Khalisa

Jadi, saat aku masih sekolah di MP, aku menduduki kelas 5H. Di sekolah, 1 angkatan ada 8 kelas, kelas A, B, C, D, E, F, G, dan H. Saat kelas 5, aku menduduki kelas H (dan bukan berarti kelas H kelas anak nakal ya. Soalnya kan, biasanya yang dianggap kelas anak pintar kan, kelas A T-T)

Kelas 5H terletak di pojok lorong, tapi di ujung lorong itu masih ada ruangan lagi. Semacam ruangan kedap suara untuk main musik begitu. Kesanku tentang ruangan kedap suara itu adalah, itu adalah ruangan yang dingin (AC di ruangan kedap suara itu dingin, nggak kayak AC kelasku dulu, panas amit-amit cuy!)

Nah, waktu itu, di ujung lorong itu ada sebuah meja, di meja itu ada sebuah buku tergeletak, makanya kulihat-lihat. Terus, aku nemuin beberapa puisi yang hebat.

Berikut contoh puisinya :

Batas

Semua perihal diciptakan sebagai batas

Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain

Hari ini membelas membatasi besok dan kemarin

Besok batas hari ini dan lusa

Jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota

Bilik penjara dan kantor walikota juga rumahku dan semua tempat

Di mana pernah ada kita bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta

Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di ujung jantung

Puisi dipisahkan kata, begitupula rindu

Antara pulau dan seorang petualang gila seperti penjahat dan kebaikan di halang ruang dan undang-undang

Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya

Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasanku

Persis segelas kopi tanpa gula, pejamkan mimpi dari tidur

Apa kabar hari ini?

Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi

***

Puisi yang hebat kan?

Aku yakin orang menulisnya sangat berbakat. Aku terinspirasi olehnya, karena itu aku ingin mengabadikan sosoknya di sini. Aku hanya ingin mengabadikan puisinya di sini.

Salam, Angel_Trumpet