== Bab 1 ==
Rie setuju untuk ikut Lina jalan-jalan ke Jepang. Sehingga yang Lina perlu lakukan sekarang adalah bersiap-siap saja. Banyak sekali yang perlu disiapkan, membuat Lina jadi sangat sibuk. Belum lagi Lina tetap harus mengerjakan pekerjaan rumahnya, tidak ada kelonggaran meskipun Lina hendak pergi ke luar negeri.
Berkali-kali Ibunya bertanya, “Lina! Piring sudah dicuci belum??”, “Linaa! Bereskan kamarmu!”, “Lina! Bantu Ibu di sini dong!”, “Lina! Itu jangan lupa dicuci!”, “LINAAA!”. Dan semakin pusinglah kepala Lina. Tapi sebenarnya Lina juga salah. Lina sudah tahu akan berangkat tanggal 3 Desember.
Dan Lina baru mulai beberes dari tanggal 1 Desember! Tentunya dia akan repot, karena hanya tinggal 2 hari lagi sebelum pergi. Dan ada banyak sekali barang yang perlu di bawa. Aslinya pengumuman pemenang itu sudah dari bulan lalu yaitu November. Lina malas-malasan dan lupa soal beberes pakaian dan barang-barang yang perlu di bawa!
Beda dengan Rie, saat Lina bertanya, “Kamu sudah selesai beres-beres belum?”.
Rie menjawab, di hari Lina memberitahunya untuk ikut, pada saat sampai di rumah dia langsung membereskan yang perlu di bawa seperti pakaian-pakaian, peralatan-peralatan, dan beberapa barang-barang lainnya.
== 00 == 00 ==
3 Desember – Rumah Lina (06:00 A.M.)
Akhirnya Lina selesai beberes, kamar sudah rapi, piring sudah dicuci, dan yang paling penting … tas sudah siap! Lina tinggal mandi, menaruh tas di bagasi, menjemput Rie, lalu mereka bisa pergi ke bandara! Nanti di bandara mereka hanya perlu menunggu orang lain yang juga menang hadiah utama, karena pemenangnya tidak hanya Lina seorang.
“Linaa! Cepat mandi lalu angkat tasmu itu ke dalam bagasi! Sekarang sudah jam enam!” teriak Ibunya dari bawah tangga.
“Iya, Buu!” jawab Lina, dia terburu-buru keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar mandi. Lina mandi secepat kilat, karena dia takut terlambat.
DRAAK BRAK BRUK
Lina membuat suara berisik sepanjang dia turun tangga. Lina terburu-buru karena sudah jam 6 lewat 30 menit dan Lina masih mengangkati tas-tasnya ke dalam mobil, Lina juga belum sarapan. Lina keluar, tas-tasnya dia bawa ketika itu Ibunya memanggil dari dalam rumah. “Lina! Kalau sudah selesai menaruh tas cepat sarapan dulu!”.
“Baik Buuu!” jawab Lina. Dengan segera, Lina menaruh semua tasnya yang sudah di turunkan dari kamarnya itu masuk ke dalam bagasi, lalu bergegas masuk kembali ke dalam untuk sarapan bersama. Ayah Lina sedang pergi keluar, jadi Lina hanya makan bereempat dengan Ibunya beserta dua adik kecil kembarnya.
Di meja, Ibunya sudah menyiapkan nasi goreng sebagai sarapan mereka.
“Lina, nanti di sana hati-hati ya! Jangan pergi keluar sendiri saat di sana!”. “Patuhi peraturan yang di beritahu oleh pemandu acara! Jangan cerewet! Jangan … … bla bla bla,” kata Ibunya panjang lebar.
“Iya, Bu … Lina akan patuhi peraturannya,” jawab Lina pendek, yang aslinya senang ada yang mengkhawatirkan dirinya di rumah. Jujur, Lina memang agak dramatis dan lebay, dia suka baca buku genre drama. Rie pun berteman dengan Lina karena mereka berdua sama-sama suka baca buku drama itu.
Setelah Lina selesai sarapan. Lina pamit pada Ibunya lalu naik ke mobil.
“Kita langsung ke bandara?” tanya sopirnya.
“Eh, kita ke rumah Rie dulu baru ke bandara pak,” jawab Lina.
“Baik mbak Lina,” kata Pak sopir yang sedetik kemudian menyalakan mobilnya.
“Duuh, kan sudah Lina bilang. Jangan panggil Lina dengan panggilan “mbak” dong! Lina malu habisnya,” gerutu Lina pada Pak sopir.
“Looh, kalau gitu mbak Lina maunya dipanggil apa?” tanya Pak sopir bingung.
“Panggil Lina aja Pak,” jawab Lina.
Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Rie.
Lina keluar lalu mengetuk pintu rumah. “ASSALAMUALAIKUUUM! RIEEEEE!” teriak Lina dari depan pintu. Pintu terbuka, ternyata yang membukakan adalah Ibu Rie.
“Waalaikumsalam. Sebentar ya, Rie sedang di kamarnya. Ibu panggilkan dulu,” katanya.
Ibu Rie mempersilahkan Lina untuk masuk, dan menyuruhnya duduk. Lalu dia pergi untuk memanggil Rie. “Riee! Lina sudah datang niih! Buruan turun!!” teriak Ibu Rie dari bawah tangga. Sayup-sayup terdengar Rie yang balas memanggil, “Eeeh? Sudah datang?!” lalu terdengar suara barang-barang jatuh, dan pintu terbuka.
Rie turun dari tangga, sambil membawa tas-tasnya yang berat dan banyak. Lina memanggil sopirnya untuk membantu menaruh tasnya ke dalam bagasi. “Kamu bawa tas banyak banget,” celetuk Lina.
“Biarin, daripada nanti beli-beli lagi di sana. Aku soalnya ngga bawa duit banyak,” jawab Rie sambil memberikan tasnya pada Pak sopir.
Beberapa menit mereka habiskan untuk memindahkan tas-tas Rie. Akhirnya semua tas selesai diangkat, Rie pun pamit pada orangtuanya. Sama seperti Lina, orangtua Rie juga memberikan banyak sekali pesan. Rie agak sedikit malu diperlakukan orangtuanya seperti itu di depan temannya.
“Aku berangkat ya, Bu! Assalamualaikuum!” ucap Rie dari jendela mobil.
“Walaikumsalam, hati-hati ya di sana! Inget pesan Ibu!!” teriak Ibu Rie sambil melambaikan tangannya.
Rie balas melambaikan tangan, lalu masuk dan menutup jendela.
== 00 == 00 ==
Mobil sudah berjalan selama kira-kira 30 menit, dalam waktu hanya 30 menit Lina sudah ketiduran. “Dasar, Lina diem sebentar aja langsung ketiduran,” gerutu Rie pelan.
Rie kebingungan hendak apa, HP-nya ngga ada internet. Kuotanya sudah habis, jadi Rie ngga bisa main game seru yang ada di HP-nya.
Tidak lama setelah melewati rest area, tiba-tiba Lina terbangun.
“Aduh, pengen pipis nih!” kata Lina.
“Yah, telat kamu Lina, rest areanya sudah lewat. Tahan aja bisa ngga? Kan sebentar lagi udah mau sampai bandara,” kata Rie setengah panik.
Lina langsung pucat dan joget-joget. “Aduuh gimana ya, udah kebelet niiih!”
Akhirnya Rie mengajak Lina mengobrol dan mengalihkan perhatiannya supaya tidak kebelet. Tak lama mereka sampai di bandara. Mereka menurunkan barang dari mobil dan bergegas ke toilet.
“Hahh akhirnya , lega deh udah pipis,” kata Lina. Rie yang menunggu barang hanya cengar-cengir. Dia berdiri di samping konter untuk cas hp.
“Mumpung gratis aku ngecas hp dulu ya,” kata Rie. “Eh udah ada kabar dari panitia belom?”
“Bentar, aku cek dulu,” gumam Lina. Dia mengubek-ubek tasnya lalu mengambil hp dan membuka pesan.
“Wah, ini ada pemandu kita yaitu Kak Yani, dia menunggu di depan Starbucks. Yuk, kita ke sana!”
Rie dan Lina lalu menuju tempat pertemuan. Di situ sudah ada seorang anak perempuan usia kuliahan yang menunggu, berikut dua orang anak perempuan seusia Lina.
“Hei, kamu Lina dan Rie ya?” panggil kakak itu. “Aku Kak Yani, sini yuk, kenalan dulu sama teman-teman yang lain yang juga memenangkan undian ini.”
“Halo, aku Teru,” sapa anak perempuan berbaju pink dengan rok bunga-bunga.
“Hai, aku Willy,” kata anak di sebelahnya yang memakai baju cardigan coklat dan ransel merah.
“Aku Lina,” kata Lina. Rie juga memperkenalkan diri.
“Ayuk, kita check in dan masuk ke boarding room, sebentar lagi pesawatnya berangkat nih,” ajak Kak Yani.
Mereka mengangguk dan berangkat bersama.
=== ooo ===