marathon 04-Farih

 Asalamualaikum teman teman

Hari ini aku ingin menceritakan tentang pengalamanku membuat kue yet-yet.

Teman teman tahu tidak kalau kue ini berasal dari Bangka Belitung? Kue ini rasanya manis dari aromanya sedap dari pandan dan santan. He..he aku baru pertama tahu kalau pandan dan daun suji pandan bisa untuk pewarna makanan.

Hal pertama aku membeli daun pandan dan kelapa,  kedua aku memetik  daun suji pandan dari halamanku.  ketiga aku menyiapkan bahan lain yaitu tepung tapioka, tepung terigu, gula, garam.

 Kali ini aku banyak dibantu Umi. Tapi untuk bagian menyiapkan takaran sesuai resep, mengaduk, dan belanja bahan adalah bagianku. Oya aku mendapat resep ini dari youtube.

Bahan-bahan

120 gr terigu

120 gr tapioka

500 ml santan

50 gr gula

1 sdt garam

Dan pandan 2 helai

Daun suji pandan 5 helai

Kelapa parut

Cara membuat

  1. Blender daun pandan dan daunsuji bersama santan
  2. Saring dan buang ampas
  3. Campurkan semua bahan kecuali kelapa parut, aduk sampai larut
  4. Masak dengan api sedang kurang lebih 10 menit, angkat
  5. Masukkan dalam cetakan lalu kukus selama 20 menit
  6. Tunggu dingin lalu potong dan sajiakan dengan kelapa parut

Marathon-04 Aqil

Tradisi Keluarga dan Perjalanan

Setelah shalat subuh aku, kakek, ayah, dan nenek pergi ke kebun milik kakek dan nenek. Memang begitu kebiasaan mereka, bangun pagi sekali dan pergi kekebun setelah shalat subuh dan mulai berkerja. Aku membantu nenek memetik rumput liar yang mengganggu tanaman milik kakek dan nenek , sedangkan ayah dan kakek mmberikan makan ternak seperti kambing dan ayam. Suasana di kebun bertambah hangat ketika matahari mulai terlihat. Aku tertarik mendekati kandang ayam. Wah!ada ayam ayam kecil yang lucu sekali! Kemudian aku mendekati kandang kambing. Aku melongo melihat banyak kambing berukuran besar. Dengan segera aku menanyakannya pada kakek ‘’kek,kok kambingnya besar besar?’’tanyaku pada kakek. ‘’karena kakek rajin ngasih makan kambingnya.Hue he he’’ jawab kakek sambil terkekeh.

Setelah dari kebun ,ayah memanggil ku……’’Aqil anak ayah! Kemari!’’panggil ayah. Aku berlari menuju ayah. ‘’Ada apa yah?’’ tanyaku.

 ‘’sebenarnya ayah menyuruhmu kesini untuk bercerita tentang kemana kakek dan Ayah ketika ayah dan kakek sudah berusia 10 tahun. Kakek diajak oleh ayahnya pergi ke pulau buru, provinsi Maluku Utara. Ayahnya kakek mengajak kakek kesana untuk mencari kakaknya. Dulu Dia menjadi dai yang dikirim ke pulau Buru menyusul tahanan pemerintah yang terlibat dalam partai komunis Indonesia (PKI). Para tokoh bangsa seperti Mohammad Natsir khawatir para tahanan politik akan banyak yang murtad, maka banyak dai yang dikirim kesana. Namun disana dia tidak menemukan kakaknya. Tapi dia bertemu dengan anaknya. Kakak dari kakek buyut sudah meninggal”

Aku sedih sekaligus takjub, kakek yang sepuluh tahun bersama ayahnya, dari Aceh ke pulau Buru menempuh perjalanan jauh untuk mencari saudara yang lama tidak pulang.

“Sedangkan Ayah diajak oleh kakek ke Lampung. Disana ayah dapat banyak pelajaran dan hikmah setelah ayah dan kakek berkali kali melewati kejadian dan peristiwa.Nah!jadi di usia kamu yang masih usia 10 tahun kamu mau kemana?’’Ayahpun berbicara panjang lebar dan ditutup dengan pertanyaan.

Marathon 00-Khalisa


皆さん、おはようございます!

Kali ini aku akan mempersembahkan penjabaran karakterku ya…

Tokoh Utama :

Aku

Tokoh aku ini tidak punya nama (sekarang ganti nama jadi Arisu), tapi punya panggilannya banyak banget. Ada berapa ya? Kira-kira, julukannya itu “Shinigami Berjubah Merah” di dunia manusia, “Malaikat Bertanduk” karena kadang berbuat jahat, tapi sebenarnya hatinya baik, terus sama “Cat Lover” karena tergila-gila pada kucing. Tergila-gila juga pada rambut ikal panjang, khususnya yang warna cokelat.

Aku juga dipanggil “Onii-chan” meskipun perempuan, dan dipanggil “Mama” oleh anak-anaknya. Keahliannya apa? Tidak ada. Tapi punya ketertarikan pada biologi dan sastra. Oh ya, aku juga termasuk dari keluarga bangsawan mansu (manusia super) Eiji.

A.E

A.E itu singkatan dari alter ego. Namanya Eiji Akai (  (永治 赤い) . A.E juga mansu dari keluarga Eiji, suaminya “aku”. (Kenapa aku buat pasutri? Karena aku mau buat cerita tentang keluarga dengan 3 anak dan ortunya) A.E bisa berpedang, jago masak, tapi nggak suka ngurus anak kecil. Pekerja kantoran sekaligus family man.

Eiji Gin (  (永治 )

Namanya aneh ya? Kata Gin kudapat dari buku pelajaran bahasa Jepangku. Arti kata Gin itu “perak” . Gin itu ceritanya bukan manusia, dia itu berasal dari kerajaan tak dikenal dan merupakan anak angkat di keluarga mansu Eiji.

Keahlian Gin kira-kira menuruni keahlian ibunya (alias si “aku”). Gin juga ahli pedang, tapi bicaranya cenderung pelan dengan volume kecil (kebalikan dari emaknya yang bicaranya rada-rada kacau). Kakak dari Yukisaki dan adik dari Shiro.

Eiji Shiro (  (永治 白)

Anak angkat di keluarga mansu Eiji. Shiro cenderung psikopat ya…(Ini sifat turunan dari emaknya ya, maknya tuh, emang agak jahil cenderung ke jahat). Keahliannya apa ya? Oh ya, keahliannya berpedang juga. Karena mengikuti kecenderungan psikopat ibunya, Shiro sering berkolaborasi dengan sang Ibu untuk melakukan kejahilan (baca : kejahatan).

Eiji Yukisaki ( 永治 行き先)

Anak manusia angkat di keluarga mansu Eiji. Tidak tau kalau keluarganya itu mansu. Btw, nama Yukisaki itu kuambil dari bahasa Jepang “Yuki/行 “, dan artinya “salju”. Anak kecil berumur 8 tahun dan merupakan anak emas di keluarga mansu Eiji.

Tokoh Sampingan :

Mama

Seorang perempuan yang dekat dengan tokoh “aku” dan terobsesi untuk menjadi ibunya si “aku”. Perhatian banget sama “aku” dan suka melakukan hal “kecewek-cewekan” dengan “aku”. Oh ya, dia juga mansu, tapi bukan dari keluarga Eiji. Punya kakak laki-laki.

Kakek

Moyang di keluarga mansu Eiji dan cukup dekat dengan “aku” dan cucunya yang lain. Baik sekali pada cucu-cucunya.

Alma

Mansu di keluarga Eiji yang tergila-gila dengan kimia dan sering berkolaborasi dengan “aku” untuk membuat obat yang tidak boleh diminum (obat uji coba yang berbahaya. Yang minum obat bisa berubah jadi kucing, atau jadi pendek sekali).

Tokoh Minor

Semua anggota keluarga Eiji kecuali yang sudah disebutin.

Makasih sudah mampir ke lapak ini.

Bye~

Angel’s@Trumpet (nama penaku yang baru. Aku suka bunga terompet yang ternyata beracun dan disebut sebagai “Angel’s Trumpet”)

Marathon-04 – Tiara

Chapter 5: Stories and Arrival

Arthur

                “Wait- what?!” Cycil asks still laughing. I snort

        “I still don’t get it. Where did you meet Mephisto? In the gutters?” Marjorie questions, sounding confused.

        I laugh as Cycil gives her a look.  Can see from the rear view mirror Marjorie cringing and making movements with her arms. I roll my eyes.

        “Okay, okay. So at August I was taking a walk along the abandoned mall. I was so caught up in thinking about my grades that I didn’t realise I was walking near the swamp-“

        “You mean the flooded mall parking lot? The one where the foundation sank in?” Francis ask, I could hear him shuffling around behind my seat.

        “That’s the one. Looks like a swamp now. Anyways, I was walking around when I saw Mephisto at the edge of the swamp looking for something. My first thought was to go away but he saw me yelled out “Hey your Cycil’s kid right?” and ran to me head on. What am I supposed to do?” He ask raising his voice and flailing his arms around, I roll my eyes and glance to Cycil.

        “Well you could have just ran, Mephisto is too lazy to run. Besides I think he is too afraid of Cycil to even consider hurting you. Not after-“

 Cycil punch my arm before I could finish, daring me to continue. I can hear Francis cackling behind me. I laugh shaking my head.

        “Hey come on what is it?! Arthur you can’t just-“

        “No, no nonononoo. Arthur keep your mouth shut-“

        “No continue-“

        I laugh as they talk over one another, Cycil trying to change the subject but the twins refusing to give in. I laugh along with Francis, not giving the twins an answer.

        “Okay, okay Cycil I won’t tell them, Twins drop it it’s nothing, just a very old cherished memory” I tell them, I can hear Francis snorting and Cycil grumble beside me.

        “Peter continue” I say gesturing him to continue.

        “Well anyways, I was frozen in place. Because when a leather wearing, sewage smelling red head is running through a swamp to get to you, you just start to question life” Peter says. Cycil burst out laughing, leaning forward.

        “That sounds like the Mephisto I know, doesn’t think about what other people may think strange” I say turning the steering wheel a little. Francis chuckles a little.

        “When he got near he grabs me by the shoulder force me to make eye contact and in the most serious voice says ‘help me look for a skull.’”

        I laugh loudly as I glance at the mirror. Peter and Francis is making hand gestures pretending to strike fire balls at each other.

        “What are you doing back there?” Cycil asks twisting back to see the two. Marjorie giggles as she makes dazzling hand around her face, Cycil following.

        I roll my eyes and look to the road as the other laughs. Peter continues.

        “I panicked, punched him and ran away. Within two minutes I was hiding behind a dumpster calling Cycil-” Peter holds back laughter as he tries to continue ”-and by that point I was already freaking out, I shrieked when a muddy hand grabs my flip phone and chucks it into the dumpster. I was scared out of my life, until he said ‘Don’t call Cycil or he’ll call my mom and then I’m really dead, kid.’”

        “Well he is right, his mom would kill him if she hears how he was covered in sewage and scaring an 8 year old half to death” Cycil comments, I look at him giving him a look. Cycil grins and winks at me. Making me roll my eyes.

        “After that I helped him search for his skull –which is actually his mask. After that he wouldn’t leave me alone and I became a member of his gang, I think” Peter says trailing off at the end.

        I grin when he finish, looking to the side to meet Cycil’s gaze. Cycil looks at me amused before looking back to Peter.

        “It looks like you’re stuck with Mephisto. For the time being anyway, he used to latch onto us too. Until we introduced him to other kids that we knew and now look at them” Cycil says.

        The kids behind me grin talking amongst themselves.

        To be honest Mephisto only followed Cycil around, he was an angle to Cycil’s eyes and he was a devil to mine. For me he is an egoistic self-centred bastard that wanted attention.

        When we introduced him to the other kids, he went straight to planning how he can be the centre of attention. After being centre of attention in his little gang he wanted more and so he called himself a leader of a gang, roped everyone in and they caught the police’s attention.

        ‘Now that I think about it this if we hadn’t introduce him to the other kids the gang would never be a gang at all’ I thought absent minded. I frown.

        “Huh, Cycil I think we’re the reason how Mephisto is now the leader of a gang” I blurt out. Cycil looks at me and narrow his eyes thinking. Suddenly a look of realisation cross his face.

        “Oh wow I never noticed” Cycil says looking far away. Francis suddenly pops in between us and give Cycil an envelope. I watch from the corner of my eyes as Cycil opens it, watching his face turn to shook and disbelieve.

        “Francis where did you get this money? It’s all coins and dollars but this is still a lot” Cycil says, I lean to the side to glance into the envelope. I frown and starts wondering if the Old Man suddenly gave Francis more money.

        The envelope is filled with one dollars and coins. Cycil shakes it, listening to the jingles of coins.

        “There’s more than 10 coins in there I’m sure about that. Francis where did you get this? You didn’t steal it from anyone did you?” Cycil asks twisting to look at Francis concern.

        I find it weird how Cycil is fine stealing apples and clothes but draws the line at money. I can’t look to see what Francis is doing, but I can hear him cackle.

        “I didn’t do it alone you know, Mar helped. I worked my butt of trying to get extra cash, along with Marjorie. That is the money me and Marjorie made alone, $700 a day. Cleaning gutter and yards and picking up trash, I walked a few dogs too”

        I stared dumfounded at the road. That is a lot of money. Especially for a 17 year old and an 8 year old, within two week they’ve made….

        “$9800 in two weeks. All dollars and coins. Damn that’s a lot” Cycil says flipping through all the money. I laugh as I look at Cycil. His face is filled with surprise and happiness.

        “This is so much. Combine with what I have, we could travel all around America” Cycil laughs. I shake my head before realising something, I haven’t given Cycil my money yet.

        “Hey, open the glove compartment” I say.

        Cycil looks at me suspiciously before looking at the glove compartment, as if I’ve put a frog in there. I did once, just to see his reaction, he broke my nose.

        Cycil hesitate before slamming the compartment open and curling into a ball. I roll my eyes, I change gears before hitting Cycil. He scan the compartment before sighing.

        “Rummage around until you feel something soft” I tell him. Francis snorts before whispering

        “It’s a dead rat Cycil.”

        “ARTHUR!!” Cycil yells at me retracting his hand. I glare at Francis over the rear view mirror. He smiles at me sweetly before turning to Peter.

        “It’s not a rat! Just rummage through it. The Old Man already cleared out all the junk out so there shouldn’t be anything that isn’t supposed to be there” I tell him. Cycil can be paranoid sometimes, but I think that’s natural, given the fact that he was left all alone in a big apartment at the age of 9.

        As Cycil rummage around I look up to the signs we pass, searching for the one that is labelled Chicago. I smirk as I found it.

        “Whoa, Arthur theres a billion dollars in here” Cycil says as he opens the anvelop I put in there.

        “Yeah well, my contribution to all this, other than driving. We’re the oldest so it’s our job to do little bit of extra work right?” I ask as Cycil combines both the money. He looks at me happily before sighing and leaning onto the chair.

        “I think we could actually have some fun with this cash. Where’d you get it anyway?” He asks.

        I stay quiet, remembering last night.

        My mom just came home from work, I was quick to greet her. As always she focused on my younger sibling, asking them their day and such.

        I’m used to it.

        I asked her after dinner if I still have some money in stored from my birthday, since I didn’t bought anything with it yet. She said maybe before dismissing me.

        That night George came into my room and gave me a few stacks of money, all a hundred. Saying that my mom didn’t want to give it to me before he convinced her otherwise, he said whatever it is I’m going to do with it he trusts me.

        I told him I was going away, far away from this place. I thought he would look glad, break out a smile and pat my back, turn around and spread the news. But he didn’t, he looked at me sadly and said “Okay, I wish you luck”

        I accepted that and I think he accepted it too.

        I feel a twinge of sadness, followed by both anger and acceptance. The only blood relative I have hates me, no big deal, I’m just like the rest of the kids here, motherless and fatherless.

        I lean down onto the steering wheel, not taking my eyes off the road.

        “Arthur? You okay?” Cycil asks, I hum and nods. Cycil narrows his eyes before sighing.

        “Who gave you the money?”

        “George, said it was from my mother”

        Silence.

        “Did you at least said thank you?”

        Silence.

        Cycil sighs and leans back on his chair, looking up at the sky. I can hear Francis and Marjorie laughing at the back.

        I glance at Cycil to see him thinking. Making a face I know too well.

        “Forget it Cy, I’m not gonna fall for whatever plan you’re thinking up with right now” Cycil roll his eyes before shifting to get a better view of me.

        “Arthe we’ve been friends since kindergarten. I know you like my own mind. Which is why I’m telling you this, okay? Let. It. Go. Your mom isn’t going to suddenly turn around and act all motherly to you, she can barely look at you and you know it.

        “But George is trying Arthe and you’re pulling away like some stubborn child. It’s been five years since they’ve been married and your mom treats you like a ghost. Let. It. Go”  

        I stay quiet, because I know Cycil is right. My mom can’t look at me, a child born out of a failed relationship. But I just can’t admit it, not right now.

        “Hey were almost there were should I go?” I change the subject as we near the entrance to Chicago.

        Cycil looks at me sadly, before sighing.

        “Were going here to the bank I want to transfer all this money to my bank account first”

Marathon 04 – Namira

02. Aisyaaaaah

“Jadi, bagaimana tentang acara ‘Nature Survival’ yang mau Ava ikutin?” tanya ibu pada Avarie yang asyik mengunyah kacang rebus di plastik.

“Ava udah daftar semalam! Daftarnya ternyata di website itu! Gak perlu datang kemana gitu …” kata Ava, dia mengambil lagi kacang rebus yang sudah tinggal sedikit lagi didalam plastik.

“Ada biaya gak?” tanya ibu lagi. Ava menggeleng, tidak ada biaya untuk mengikuti kegiatan ‘Nature Survival’ ini.

“Hanya saja, pesertanya akan di seleksi nanti. Yang diambil sekitar enam orang  yang kemudian akan dibagi menjadi dua tim. Berarti satu tim ada sekitar tiga orang bu! Sedikit sekali ya, padahal pesertanya ada sekitar 50 orang tuh! Masa’ dari 50 orang yang diambil cuman enam! Kata Avarie seperti protes.

“Berarti mereka mau peserta yang benar-benar siap untuk mengikuti ‘Nature Survival’ ini. Namanya juga ‘Nature Survival’, artinya kan bertahan hidup di alam. Kemungkinan besar, kalian akan diajak berkemah dan mempelajari alam sekitar dikawasan kalian berkemah!” kata Ayah tiba-tiba menimpali.

Avarie tersedak, “Kemah? Berarti kami akan berada di hutan? Bagaimana kalau ada ular? Hewan buas? Tanaman beracun? Bagaimana kalau kami hilang, tersesat dan tidak tahu jalan pulang?” kata Avarie cemas. Ayah tertawa.

“Menurut ayah, Ava tidak perlu secemas itu! Kawasan kemahnya pasti bukan alam liar. Mereka pasti memilih kawasan hutan yang memang di sediakan untuk para turis berkemah. Dan tentunya kalian akan diawasi oleh para pendamping diacara itu! Jadi Ava tidak perlu cemas …! Kawasannya pasti bersih!”

Ibu tersenyum, mengangguk, setuju dengan perkataan ayah barusan. “Karena bakal pakai seleksi, kenapa Ava gak belajar? Justru asyik-asyikan makan kacang rebus! Sudah tuh makannya! Udah mau habis! Ntar, untuk ibu apa?” kata ibu setengah bercanda. Ava tertawa mendengar perkataan ibu, dia membereskan kembali sampah kacangnya, kemudian membuangnya. “Ava belajar dulu ya buu!” kata Ava sambil berteriak, dia berjalan kedalam kamarnya, dan duduk membaca buku-buku yang sudah ditumpuknya dari semalam. “Ah! Aku mengantuk!” kata Avarie sembil menguap, dia menutup buku yang barusan di bacanya. “Aku sudah tidak sabar ingin pergi ke acra ‘Nature Survival’ itu!” gumam Avarie, dia kemudian tertidur dengan pulas diatas meja belajarnya.

Satu jam kemudian…

‘Ava! Bangun! Udah jam dua lho! Masa’ mau tidur sampai sore! Lagipun, kamu kan mau pergi keacara ‘Nature Survival’ itu! Banguun!” ibu menepuk-nepuk bahu Avarie.

“Hah? Udah jam berapa rupanya?” tanya Ava, dia tampak seperti masih setengah sadar.

“Ini jam dua Ava!” kata ibu gemas, Ava segera bangkit dari meja belajarnya sambil mengucek matanya dan bergumam, “Aku maish ngantuk ….”  Dia kemudian pergi mempersiapkan hal-hal yang harus dipersiapkan untuk pergi ke ‘Nature Survival’. Avarie tidak membawa terlalu banyak baju, karena itu akan membuatnya repot saat di lokasi perkemahan.

Untunglah, Ava hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mempersiapkan barang-barang, dan tentu saja mempersiapkan dirinya. Kini, dia sudah rapi dengan jilbab biru gelap, celana yang berwarna sama dengan jilbabnya, baju merah muda, dan sepatu abu-abu.

“Ayah! Ava udah siap! Anterin dong!” kata Ava pada ayah yang masih asyik membaca surat kabar. “Eh, iya …iya, ayah anterin kok!” kata ayah sembari mengambil unci mobil di lemari. “Nah, ayo berangkat!” kata Ava bersemangat, ibu tersenyum melihatnya.

Sesampainya di lokasi, lokasinya tertulis di selebaran yang Ava jumpa kemarin, sudah ramai sekali yang datang. Ada banyak anak-anak seumuran Ava yang bakal ikutan. “Wah! Jadi sainganku nih!” kata Ava sambil tersenyum, ayah sudah pulang sedari tadi. “Hmm, ramai sekali disini! Aku harus segera mencari tempat duduk sebelum semuanya penuh!” kata Ava sambil berjalan dan mencari tempat yang kosong.

Akhirnya dia menemukan tempat yang kosong di sebelah seorang anak berkacamata yang sedang membaca buku tebal berwarna merah. Sesekali dia mencoretkan sesuatu dibukunya itu. Kedua sisi anak itu kosong, tidak ada orang yang mendudukinya. Avarie pun bergegas duduk disamping anak itu, sebelum ada orang lain yang mengambilnya, dia duduk disebelah kanan anak berkacamata itu.

“Hai! Tempat ini kosong kan? Boleh aku duduk?” tanya Avarie ramah pada anak itu. Anak berkacamata itu mengangkat sedikit kepalanya, menatap Avarie, kemudian berkata, “Tempat itu sudah ada yang punya. Orangnya sedang pergi ke toilet. Dia temanku. Kalau kau mau, duduk saja disebelah kiriku, disini tidak ada orangnya.” Avarie bergegas pindah kesebelah kiri anak berkacamata itu.

“Emm, kalau boleh tau, siapa namamu?” tanya Avarie, memulai percakapan. Tanpa mengalihkan sedikitpun perhatiannya dari buku merah tebal miliknya itu, anak itu menjawab pendek, “Namaku Kiana.” Avarie merasa heran, anak ini bahkan tidak balas bertanya. Tidakkah dia sedikit saja penasaran nama Avarie itu siapa?

Tiba-tiba, masuklah seorang anak duduk disamping Kiana, dia sepertinya teman yang Kiana yang disebutkannya tadi.

“Aku memperhatikan kalian dari jauh saat aku berjalan kembali dari toilet. Sepertinya kau membutuhkan teman untuk berbicara ya?” tanya anak itu tanpa basa-basi. “Oh ya! Namaku Aisyah, namamu siapa?”

“Eh …namaku Avarie, kalian bisa panggil Ava saja, jika namaku tersengar rumit. Dan, aku memang membutuhkan seorang teman untuk berbicara, membosankan sekali rasanya jika hanya terbengong melihat keramaian ini.”

“Kalau begitu, kamu sangat salah jika mengajak Kiana untuk berbicara! Dia sangat super pendiam, dia hanya berbicara jika dirasanya perlu sekali. Kalau tidak, dia hanya diam saja. Kalau kamu mau mengobrol, mengobrol denganku saja!” kata Aisyah menjelaskan panjang lebar.

“Yah, terima kasih atas penawaranmu. Tapi aku lapar, mau ikut beli jajan?” tanya Ava.

“Kamu gak bawa bekal dari rumah?” tanya Aisyah

“Yap! Aku bawa kok! Namun aku ingin memakannya di perjalanan, atau di lokasi perkemahan nanti! Gimana? Mau ikut gak?” tanya Avarie, menawarkan Aisyah sekali lagi.

“Kiana mau ikut?” tanya Aisyah, dia menatap Kiana yang sangat fokus pada bukunya itu.

“Kalian mau jajan dimana?” tanya Kiana pelan.

TO BE CONTINUED~

Marathon 03_Maryam

Bola-Bola Cokelat Biskuit Kelapa

Adiku suka sekali makan biskuit kelapa sambil dicelup-celup ke dalam air putih atau susu coklat. Lalu aku punya ide. Di sekolah aku pernah membuat bola-bola dati wafer stroberi dan susu kental manis coklat. Sekarang aku mau coba membuat bola-bola dari biskuit kelapa. Yuk kita coba.

Bahan-Bahan yang dibutuhkan:

  1. Biskuit kelapa 1 bungkus
  2. Susu kental manis coklat secukupnya
  3. Meses warna-warni

Cara membuatnya:

  1. Siapkan mangkok atau baskom. Masukan biskuit kelapa ke dalam baskom. Haluskan sampai seperti bubuk lalu masukan susu kental manis coklat sedikit-sedikit
  2. Adonan diaduk-aduk sampai rata dan adonannya kenyal
  3. Adonan dibuat bulat kecil-kecil sampai berbentuk bola
  4. Kita gulingkan bola-bola kecilnya ke meses sampai meaesnya menempel ke bola-bola biskuit.
  5. Bola-bola biskuit sudah jadi dan siap dimakan.

Saat dimakan rasanya enak dan manis, ada meses-mesesnya jadi semakin enak. Lalu aku membangunkan adikku yang sedang tidur siang untuk makan bola-bola biskuit bersama-sama. Sore hari ketika teman-temanku mengaji di rumah, aku berbagi bola-bola biskuit kelapa. Alhamdulillah teman-temanku senang sekali.

Tahukah kamu?

  • Coklat atau kakao mengandung anti oksidan yang disebut flavanoid yang dapat mengurangi resiko sakit jantung
  • Kelapa mengandung mineral magnesiun dan mangan yang dapt memperkuat tulang.

Aku juga baru tau. Kata ibuku kita harus tau manfaat makanan yang kita makan.

Selamat mencoba!

Marathon 04 – Irbath

Tiba saatnya untuk naik ke Makam Raja – Raja yang berada di atas bukit. Untuk bisa mencapai makam tersebut, kami harus naik tangga. Saya berusaha menghitung banyaknya langkah yang saya lalui, tapi saya kesulitan karena saking banyaknya anak tangga yang dilewati. Saat naik tangga, saya juga melihat ada kuburan kecil di samping tangga. Kami naik tangga sambil olahraga.

Marathon 04-Faqih

Setelah shalat …

“Kita telepon laksamana yuk,” kata Hatun.

“Biar aku yang teleponkan,” ucap Radu sambil menekan nomor Laksamana Kassa di smartwatch-nya.

1menit kemudian

“Laksamana, dimana Oxata dan pasukan Revon kabur?” tanya Radu, temannya yang lain melihat percakapan itu.

“Mereka kabur ke Gua ES Kungur di Rusia.”


“APA????? Gua Es Kungur????!!”

“Ya,gua adalah ruang karst terbesar di rusia.gua es kungur berada di dekat kota kungur.” jelas Laksamana

Tepi sungai sylva rusia,terdapatsebuah gua yang memiliki panjang 5 kilometer. inimerupakan gua karst terbesar di rusia yang menyatu dengan pegunungan ural juga satu satunya yang dillengkapi fitur wisata. kalian dah paham?” lanjut Laksamana

“paham laksamana!”

Sesampainya di sana

“Yuk, kita masuk,” ajak Radu.

“Dingin sekali dindingnya!” Ghazi yang saat itu menyandarkan punggung di dinding gua, berseru kaget. punggungnya dingin! “seraaaammmm … Aku takut, Humaa!!!”


“Penakut!” kata Huma jengkel pada Ghazi.

“Memang dingin, karena gua ini berasal dari bongkahan es,” ucap Fatih. “Ayo, semuanya! Bersiap untuk beraksi!”

“Baik, Fatih!”

Awas kau, Oxata, kehancuran kau akan dekat dan kupastikan kau akan menyesal!

Marathon 04 – Bella

FB_IMG_15752498479091673

Dari kanan, Aku, sepupuku, kakakku.

Sepupuku itu lahir 3 bulan setelah aku. Tapi, badannya lebih besar Dan dia lebih tinggi dari Aku. Ummanya berdarah Arab, Yaman dan Abinya itu omku, kakak ibuku.

Abinya bekerja di kapal, pulang 7 bulan sekali. Kalau om ku pulang, kami sering diajak jalan-jalan dan ditraktir makan.

Kami sering berebut Mama. Mama itu adalah nenekku. Oya, mama sepupuku itu Ayra. Ayra memanggil Mama dengan sebutan Eyang. Aku panggil Mama karena kakak-kakakku yang memberitahu. Katanya, Mama gak mau dipanggil nenek atau mbah Uti, karena Mama merasa masih muda, lucu ya?

Di samping Ayra itu adalah kakakku, Mas Baim. Kami sedang mengikuti karnaval. Jadi, kami memakai kostum yang tidak biasa. Ayra memakai kostum princes, kami memakai kostum Jawa.

Itu kenangan aku ketika karnaval PAUD.